Mobirise Website Builder

Annas - 15 Aug 2024

Upaya menciptakan pasangan tunggal dengan memborong semua partai politik di Pilkada Banten kembali mendapat sorotan. Kali ini, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Provinsi Banten menilai upaya tersebut terlihat dan menjadi kemunduran demokrasi.  


Sekretaris Muhammadiyah Banten, Profesor Zakaria Syafei menegaskan, upaya menciptakan calon tunggal yang melawan kotak kosong pada Pilkada Banten mencerminkan kemunduran demokrasi.


"Meskipun sah secara peraturan, melawan kotak kosong terasa kurang elok dan tidak mencerminkan sistem demokrasi yang seharusnya menyalurkan keinginan masyarakat di tengah perbedaan pilihan politik," kata Zakaria kepada wartawan, Rabu (14/08/2024).


Zakaria menilai, kehadiran calon tunggal atau satu pasangan calon tidak dapat memenuhi aspirasi seluruh masyarakat. Jika elit politik memaksakan hanya ada satu pasangan calon gubernur Banten melawan kotak kosong, dinilai sebagai pemaksaan kepentingan politik. “Saya punya prediksi dan asumsi kemungkinan kotak kosong akan menang jika terjadi calon tunggal," tuturnya tegas. 


Oleh karena itu, Zakaria menekankan pentingnya kontestasi pilkada Banten melibatkan minimal dua pasangan calon. Ia juga mengkritik fenomena calon yang memborong semua partai, karena hal ini dianggap kurang sehat bagi demokrasi.


"Sistem pemilihan kita, proses demokrasi pilkada memang harus menggunakan partai politik. Kalau calon memborong semua partai, bagi saya sungguh sangat memperhatikan," ujarnya. 


Padahal, kata Zakari, makin banyak calon, makin bagus untuk masyarakat. “Sistem demokrasi akan tercipta dengan baik. Masyarakat punya pilihan politik beragam. Sejak sejatinya pilkada adalah memilih figur, bukan partai politik,” ujarnya.

© Copyright 2024 Kupas Jambi - All Rights Reserved